04 Juni, 2020

Sambutan Awalussanah SMP dan SMA Al Abidin Surakarta



Ladies and Gentlemen, 


In this time, I would like to introduce you the history of Al-Abidin foundation.

Al-Abidin name is derived from the founder, Mr. Soeparno Zain Al-Abidin

In 1995, after his business was considerably settled, he started his idea to have a non-profit organization to support Islam's development in Banyuanyar, Surakarta. 

He built an Islamic Boarding School Al Abidin. school for the poor and yatim student. 

In 31st October 2003, we held the first meeting to establish an international Islamic school which now called SDII Al-Abidin. 

Al-Abidin foundation is a donation (waqf) of the founder, Waqf in Arabic mean it is stopped, so the family should not and could not earn anything from this foundation.

the family of Mr. Soeparno Zain Al-Abidin could not and should not get any amount of money from the foundation, neither from the school nor the foundation itself, as it was all the donation (waqf) from our ancestor.

*Sambutan Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Abidin pada Awalussanah SMA ABBS dan SMPI Al Abidin

30 Mei, 2020

JANGAN TINGGALKAN GENERASI YANG LEMAH SECARA FINANSIAL




JANGAN TINGGALKAN GENERASI YANG LEMAH SECARA FINANSIAL


قال الله تعالى: وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (النساء: ٩)

Tarjamah Tafsiriyah: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka takut kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar". (QS. An-Nisā': 9).

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk menafkahi anak-anaknya, memastikan kebutuhan dasar hidup mereka terpenuhi dan menyiapkan diri mereka untuk bisa mempunyai kemandirian dalam kehidupan di masa datang. Dan ayat di atas adalah peringatan agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah secara finansial, dengan tambahan penjelasan berikut ini:

1. Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan tafsir ayat tersebut, bahwa ini adalah tentang seorang lelaki yang sedang sakaratul maut, maka orang-orang yang menungguinya mengatakan, "Lihatlah dirimu, sungguh anak-anakmu dan harta warisanmu tidak akan bermanfaat apa-apa untukmu. Maka sekarang berbuatlah untuk dirimu sendiri, buatlah wasiat untuk memerdekakan budak, shodaqoh, wasiatkan hartamu untuk si fulan sekian dan si fulan sekian".

2. Hingga akhirnya, lelaki yang sedang sakarat itu mewasiatkan hampir seluruh hartanya dan tidak tersisa dari hartanya sebagai warisan untuk anak-anaknya kecuali hanya sedikit. Maka Allah melarang orang-orang itu melakukan perbuatan tersebut dan menyuruh mereka untuk mengingatkannya (Qaulan Sadidan), agar ia juga memikirkan anak-anaknya dan tidak membuat wasiat melebihi dari sepertiga hartanya. 

3. Suatu hari Sa'ad bin Abi Waqash meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mewasiatkan dua pertiga hartanya. Rasulullah berkata, "Tidak boleh". Lalu Sa'ad berkata, "Setengahnya". Rasulullah pun berkata, "Tidak boleh". Lalu Sa'ad berkata lagi, "Kalau begitu sepertiganya". Nabi pun bersabda, "Sepertiga. Sepertiganya itu cukup banyak. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya (cukup) itu lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin sehingga meminta-minta kepada orang lain" (HR. Bukhari).


4. Meminjam istilah yang disebutkan dalam ayat di atas, hari ini kita mendapatkan di masyarakat banyaknya "Dzurriyyatan Dhi'āfan", yaitu generasi yang lemah secara ekonomi atau finansial. Sampai dewasa, sudah kuliah, nikah, bahkan punya anak, masih menggantungkan diri kepada orang tua. Pola pendidikan yang diberikan oleh keluarga dan sekolah belum berhasil membarengkan dan menyeimbangkan antara kedewasaan biologis dengan kedewasaan beragama, berilmu, psikologis, termasuk dalam hal finansial. Ini diperparah dengan gempuran media dan pergaulan bebas yang menyebabkan mereka mengalami An-Nudhūj Al-Mubakkir (kematangan seksual secara dini).


5. Padahal menurut Islam, kewajiban orang tua untuk menafkahi anak itu ada batasnya. Dalam kitab Subulus Salam, Imam Ash-Shan'ani menjelaskan, "Mayoritas ulama berpendapat, bahwa kewajiban memberikan nafkah kepada anak itu sampai usia baligh atau sampai menikah bagi anak perempuan. Kemudian setelah itu, tidak ada tanggungan kewajiban nafkah atas bapak, kecuali jika anaknya sakit menahun". (Subulus Salām: 2/325).

6. Batas akhir kewajiban memberi nafkah di atas, tentu tidak menghalangi para orang tua untuk tetap membiayai anak-anaknya sampai kapanpun sebagai sebuah ihsan (kebaikan tambahan). Tapi seharusnya batasan itu menjadi semacam garis finish bagi para orang tua, agar sebelum mencapai garis itu, mereka menyiapkan anak-anak mempunyai kemandirian ekonomi. Idealnya, ketika mereka memasuki Marhalah Bulūgh (usia baligh) bersamaan itu pula mereka sudah mencapai muwashofat Qādirun 'Alal Kasbi (mampu mencari penghasilan).

7. Tentu menyiapkan generasi yang tangguh secara finansial tidak cukup dengan meninggalkan warisan harta, karena itu akan habis seiring dengan berjalannya waktu. Kasus pada

TokoSantri.id

01 April, 2020

Sambutan Presiden Alumni Ngruki untuk anggota baru

Sambutan ketua ikappim dalam khutbah wada'
Wada 2020

Dengan ini saya terima, seluruh alumni tahun ini 197 santri putra putri, dengan senang hati, dg ini saya haturkan jazakumulloh Khoir asatidzah sudah dengan sabar menemani alumni melewati masa remajanya.
Para alumni baru, ahlan wasahlan , selamat datang di Ikappim, selamat bergabung dengan puluhan ribu alumni yang tersebar di seluruh Dunia.
Ada 4 perwakilan Luar Negeri (Makkah - Madinah -Mesir dan Turki)  dan 10 perwakilan dalam negeri, plus 41 pengurus angkatan. Antum angkatan ke 42. (197 santri)

Bapak ibu wali santri yang menyaksikan live streaming,
Usia KTP para fresh graduate ini mungkin sudah belasan tahun, tapi usia dunia luar nya masih Nol. Sehingga mohon para wali santri dan asatidz untuk tetap membimbing,
Kami sudah latih mereka  untuk masuk dunia kerja dan dunia nyata, tapi mohon para wali santri tetap mendampingi mereka, gandeng tangan mereka menuju usia dewasa dengan catatan amal Sholih.
Para ustadz sekalian , Mohon tetap menasehati mereka jika mereka , adik adik kita alumni baru ini hadir lagi di pondok untuk meminta wejangan dan taushiyah.
Setelah hari ini, para alumni sekalian,,
silahkan melanjutkan kuliah, baik dalam negeri maupun luar negeri,
apa gunanya kuliah ?
Kuliah  bukan untuk menjadi pegawai atau karyawan.
Kuliah berguna untuk :
- menempa analisis kita,
- analis matematis, analisis logis, analisis konklusif , analisis solutif, dan problem solver.
- untuk menempa 86 Milyar Neuron otak kita, supaya tahan banting,
- ada 100 Trilyun koneksi di otak kita
- kalau isi otak kita ditulis, akan jadi 4 Milyar buku , jadi syukurilah, gunakan maksimal,
- otak manusia bisa menampung 1-10 Terabite data, tergantung jumlah neuron dalam organ otak
- kalau otak kita dipakai untuk melihat sesuatu yang maksiat akan membuat hancur sel otak itu , ada bercak hitam dalam sel otak . 

Tolong jangan hapus nilai positif selama di pondok dengan keburukan dan maksiat.

Alumni sekalian...
Dipondok kita ditempa dengan keras dan ketat,
Ingat bahwa pedang yg tajam, adalah hasil tempaan, dengan dipukul palu tempa berkali kali , bahkan dibakar diatas bara api yang panas, dan akhirnya akan menjadi pedang tajam yang bermanfaat dan bahkan mematikan'.

Seluruh alumni
Yang Laki laki, semua akan jadi kepala keluarga, juru dakwah, mubaligh, ulama dan tokoh masyarakat,
Persiapkan masa depan kalian dengan baik sejak lulus ini, raih cita cita dan tetap jalin silaturahmi dg alumni lain, saling taawun, saling meringankan beban.

Untuk para alumni sekalian,
jangan sungkan untuk bertanya kepada para senior antum, ada 15 ribu lebih alumni menyebar di seluruh dunia, cari informasi cabang ikappim di kotamu, tetaplah berkumpul dengan orang orang Sholih dan tetaplah menjaga akhlak, ilmu dan hafalan mu .

Sekali lagi saya ucapkan Ahlan wa Sahlan, selamat bergabung di kapal besar Ikatan Alumni PPIM, 
Setelah acara ini silahkan buat Group  Medsos angkatan, ajak juga teman teman yang dulu pernah di Ngruki walaupun hanya satu tahun, supaya lebih banyak lagi saudara yg bergabung dalam kumpulan orang Sholih .

Salam dari kami Pengurus Ikatan Alumni Ngruki.