05 Mei, 2013

BERDOA DI WAKTU YANG TEPAT (MUSTAJABAH)

"Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu." (HR. At Tirmidzi, ia berkata: 'Hadits hasan shahih')


"Berdoalah kepada Ku, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyornbongkan diri karena enggan beribadah kepada Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka jahannam dalam keadaan hina dina." (AI-Quran Surah Ghafir [40] : 60)



BERDOA DI WAKTU YANG TEPAT

 ( diambil dari Majalah AULIA No 11 Mei 2013 )



Di antara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta'ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah Ta'ala  bahwa waktu-waktu tersebut doa akan dikabulkan. diantara waktu waktu tersebut adalah :


1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir

Allah Ta'ala mencintai hamba Nya yang berdoa di malam yang terakhir. Allah Ta'ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya ,

"Ketika waktu sahur (akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan." (QS. Adz-ariyat [51] : 18)
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rob kita Allah Subhanahu wa Ta'ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba Nya yang berdoa ketika itu. 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: 'Orang yang berdoa kepadaKu akan Aku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada Ku akan Ku berikan, orang yang meminta ampunan dari Ku akan Ku ampuni`." (HR. Al-Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Namun perlu dicatat, sifat 'turun' dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Ta'ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda.Yang penting kita mengimani bahwa Allah Ta'ala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah Shaliallahu alayhi wa salam diberi julukan Ash Shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.

Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga rnalam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi, karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.

2 Ketika berbuka puasa 

Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena di waktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahan keinginan makan dan minum, sebagaimana hadits:

"Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb Nya kelak" (HR. Muslim, no.1151)

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shaliallahu olayhi wa sallam:

"Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi" (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits:

"Biasanya Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam ketika berbuka puasa membaca doa:
"Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil `uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah" (Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya' Allah)" (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)

Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:

"Allahumma bika shumtu wa bika amantu wa alaa rizqika afthartu bi rahmatika yaa arhamar raahimiin" adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits mana pun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam.
Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan Anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.
Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:
"Biasanya Rasulullah Shallallahu' alayhi wa sallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii'ul aliim". Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341): "1-ladits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali". Hadits ini juga di-dhaif­kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami (4350). Atau doa-doa yang lafazhnya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.

 3. Ketika malam lailatul qadar

Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al­Quran. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

 "Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan." (Al-Quran Surah Al Qadr [97] : 3) 

Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu'minin Aisyah radhiyallahu 'anha: "Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan. jika aku menemukan malam Lailatul qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:

"Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa'fu anniy"

Ya Allah, sesungguhnya engkau Mahapengampun dan menyukai sifat pemaaf maka ampunilah aku`."(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: "Hasan Shahih.")

Pada hadits ini Ummul Mu'minin 'Aisyah radhiyallahu 'anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam lailatul qadar. Namun ternyata Rasulullah Shailallahu alayhi wa sallam mengajarkan Iafazh doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafazh yang diajarkan tersebut.


 4. Ketika adzan berkumandang  


Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah Shallallahu' alayhi wa sallam bersabda:

"Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu, ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang." (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: "Hasan Shahih")

5. Di antara adzan dan iqamah  

Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Sholallahu alayhi wa sallam:

"Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak." (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: "Hasan Shahih")

Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alayhi wa sallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. 
Padahal Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda: 
"Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al-Quran, atau beliau berkata, Dalam shalat'." (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16)
Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al-Quran dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah ShaIlallahu alayhi wa sallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.


6. Ketika sedang sujud dalam sholat

 Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika rtu" (FIR. Muslim, no. 482)

7. Ketika sebelum salam pada sholat wajib 

Rasulullah Shallallahu 'aIayhi wa sallam bersabda:

"Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: 'Di akhir malam dan diakhir shalat wajib'." (HR. Tirmidzi,3499) 

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma'ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud akhir shalat wajib' adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini,

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: "Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta'ala berfirman: "Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah...." (Al-Quran Surah An Nisaa' [4] : 103). Allah berfirman 'berdzikirlah', bukan 'berdoalah'. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam." (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216)

Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum Muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu­ waktu mustajab yang disyariatkan. yaitu di antara adzan dan ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.

8. Di hari Jum'at 

Rasulullah Shallaliahu alayhi wasallam bersabda: "Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam menyebutkan tentang hari Jum'at kemudian beliau bersabda: 

"Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang Muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta'. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentamya waktu tersebut" (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)

Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat empat pendapat yang kuat. 

Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum'at, berdasarkan hadits:

"Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum'at selesai." (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy'ari radhiyallahu 'anhu)
Pendapat ini dipilih oleh Imam An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah Ashar sampai terbenamnya rnatahari. Berdasarkan hadits: -Dalam 12 jam hari Jum'at ada satu waktu, jika seorang meminta sesuatu kepada Allah 'Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan, Carilah waktu itu disetelah Ashar." (HR. Abu Daud 1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu.disahihkan Al Albani di Shahih Daud) Pendapat ini dipilih oleh dan Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Pendapat ini yang lebihmasyhur di kalangan para ulama.

Pendapat ketiga, yaitu setelah Ashar, namun di akhir-akhir hari jumn'at. Pendapat ini didasari oleh 
riwayat dari AbiIshaq bin Rahawaih, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.

Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu Barr berkata: "Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan." Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum'at dan tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu 'Abdil Barr.


9. Ketika turun hujan 

Hujan adalah nikmat Allah Ta'ala. Oleh karena itu, tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta'ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta'ala: 

"Doa tidak tertolak pada dua waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun." (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami', 3078)

10. Hari Rabu antara Zhuhur dan Ashar 

Shunah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum Muslimin, yaitu dikabulkannya doa di antara shalat Zhuhur dan Ashar di hari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu: "Nabi Shallallahu alayhi wa sallam berdoa di Masjid Al Fath tiga kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu doanya dikabulkan, yaitu di antara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir: `Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa, dan saya mendapati dikabulkannya doa saya`."

Dalam riwayat lain:

"Pada hari Rabulah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar." (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam

Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: "Semua perawinya tsiqah", juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)

11. Ketika para jama'ah haji wukuf di Arafah

Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama'ah haji maupun bagi selurah kaum Muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab, Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah." (HR. At Tirmidzi, 3585. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)


12. Ketika perang berkecamuk

Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta'aia. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan sebelumnya:

"Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu, ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang." (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: "Hasan Shahih")

13. Ketika meminum air zam zam

Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Khasiat air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya." (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah, 2502)
Demikian uraian mengenai waktu­ waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Ta'ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita. Aamiin Ya Mujiibas Sa'iliin

Di Copas oleh Nurdin Urbayani untuk nurdinurbayani.com


29 Mei, 2012

Nurdin Urbayani di Majalah Al Abidin



Di pagi yang cerah, di sela keriangan bermain anak-anak TKII Al Abidin , seorang wali murid berpakaian sederhana membuka pintu gerbang TK. Rupanya beliau hendak mengantar putranya bersekolah di sana. Namun, didapatinya, pintu gerbang itu telah rusak, seret, dan sebagian papan sengnya telah terbuka. Beberapa menit kemudian datang para tukang las, atas permintaan langsung bapak wali murid tersebut, yang akhirnya menyulap pintu gerbang TKII menjadi lebih layak fungsi sampai saat ini. Bapak itulah yang bernama lr. Drs.H. Nurdin Urbayani, MM, sosok kharismatik dan low profile ini adalah putra ke-5 dari Bapak Haji Suparno Zainal Abidin, pendiri Yayasan Al Abidin. 

Semasa kecil, beliau tinggal di Nusukan, daerah dengan lingkungan masyarakat yang masih "kehitam-hitaman", kata beliau. Di sini, beliau menghabiskan masa pendidikan dasarnya dengan bersekolah di dua tempat, pagi di Sekolah Dasar dan sorenya di Madrasah Diniyah. Meskipun beliau mengaku "nakal" sebagalmana nakalnya anak ­anak, tetapi bakti beliau terhadap orang tua patut dijadikan teladan. Di sela-sela waktu belajar dan bermainnya, Nurdin kecil masih mau menyempatkan waktunya dari jam 5 sore sampai jam 9 malam untuk membantu ibu berjualan susu segar. Sisa susu yang tidak habis terjual, dihabiskannya, sehingga postur badannya berbeda dari saudara-saudaranya, lebih besar, kelakar beliau.

Dibawah asuhan dan didikan penuh disiplin militer dari ayah beliau yang tentara, Pak Haji Suparno Z.A , Nurdin kecil tumbuh menjadi seorang yang ulet namun religius. Jika malas ngaji atau malas sholat ke masjid, Bapak langsung turun tangan dengan sabuk tentaranya untuk mengingatkan anak-anak akan kewajibannya kepada Allah

Kecintaan Pak Nurdin terhadap ilmu dan ketaatan beliau terhadap orang tua jugalah yang membuat beliau sabar dan kerasan menghabiskan masa remajanya untuk nyantri di Pondok Ngruki selama 6 tahun. Sementara, kata beliau, kakak-kakaknya tidak ada yang sebetah itu berada dilingkungan pondok. Itulah sebabnya, di kelak kemudian hari, banyak posisi-posisi penting yang diamanahkan kepada beliau di Yayasan Al Abidin dan unit-unit usahanya.

Melihat kesuksesan usaha keluarga Pak Haji Parno —dalam bisnis produk-produk berbahan plastik, banyak hal menarik yang patut kita pelajari. Pelajaran yang mengingatkan kita akan pentingnya usaha keras, ikhtiar dan doa sebagai kunci meraih kesuksesan dunia akhirat. Saat masih menjadi tentara, demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, setelah pulang dari tugas kemiliterannya, Pak Haji Parno selalu melepaskan seragam tentaranya berganti dengan baju keseharian, kemudian naik truk dan berjualan plastik ke Surabaya. 

Kepada anak-anak beliau Pak Haji tidak pernah mendidik mereka untuk hanya "ngathung" dari orang tua. Sejak kecil, jiwa wirausaha telah ditanamkan kepada anak­anaknya. Uang sangu saat sekolah dan kuliah harus didapatkan dan diusahakan sendiri oleh mereka, entah dengan berjualan atau berbisnis kecil-kecilan dengan cara yang halal. Begitupun Pak Nurdin, segala macam profesi pernah beliau jajal, dari berjualan mantol saat masih kuliah di UGM, menawarkan plastik mika door to door, berjualan bensin, bahkan kerja di bengkel pun pernah beliau coba.

Kini, hasil dari usaha dan doa itu telah dituai. Namun, prinsip zuhud dan menjauhi hubuddunya masih beliau pegang. " Kalau mendapat harta, jangan taruh harta di hati, cukup di tangan saja. Karena jika harta itu hilang, sakitnya cuma di tangan, tidak sampai ke hati.

Jangan mengejar dunia, karena semakin dikejar, akan membuat haus senantiasa. Sebaliknya, jika akhirat yang kita kejar, maka dunia itu akan mengikut pada kita dengan sendirinya."

Terakhir, pesan beliau sebagai Dewan Pembina di Yayasan Al Abidin, kemajuan yang didapat dari berbagai unit usaha, seperti pabrik, kopontren, BMT,dll serta kemajuan dakwah pendidikan seperti TKII dan SDII, (SMPII - Revisi) semuanya berawal dari masa-masa susah dan penuh perjuangan keras. Oleh karena itu JAGA KEIKHLASAN, jangan cuma berorientasi pada materi semata. Semoga semua itu menjadi ladang pahata yang bisa kita tuai di akhirat kelak... Terimakasih Bapak, karena telah menginspirasi kami, para pemuda, untuk meneladani perjuangan hidup dan keikhlasan hati Bapak...[dna]


20 Maret, 2012

Muhammad, Sang Pengusaha Sukses


Hidayatullah.com--TRADISI ritual peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan Maulid Nabi sudah menjadi budaya keagamaan di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan Maulid Nabi sudah dijadikan sebagai hari besar di negeri ini, yang berarti adalah hari libur nasional.
Bulan ini, tepatnya 15 Februari 2011, adalah tepat 12 Rabiul Awwal 1432 H pada penanggalan Islam (Hijriah) adalah hari kelahiran seorang Manusia Agung bernama Muhammad pembawa agama perdamaian untuk seluruh umat manusia.
Kelahiran Nabi sebenarnya tidak termasuk hari besar jika dilihat dari pandangan al-Qur’an dan al-Hadist. Namun, biasanya, peringatan Maulid Nabi dimaksudkan sebagai momentum untuk mempelajari dan merenungi kembali perjalanan hidup beliau sebagai seorang Rasul sekaligus sebagai manusia biasa yang sukses dalam berbagai sisi kehidupan.
Rasulullah adalah potret pribadi sukses dalam menjalani kehidupan yang harus menjadi panutan bagi umat manusia.
Sirah Nabi adalah living model yang diinginkan Allah untuk diimplementasikan oleh tiap pribadi muslim sejati. Jadi perayaan Maulid Nabi bukan sekedar kegembiraan atas kehadiran beliau dalam sejarah tapi yang lebih penting dari semua itu adalah bagaimana memahami perjalanan hidup beliau secara utuh, sempurna dan menyeluruh sehingga menjadi panutan dalam membangun peradaban umat manusia.
Dengan momentum Maulid Nabi ini, penulis ingin menghadirkan satu dimensi kehidupan Rasulullah yang jarang dibahas oleh para da’i dan muballig yaitu kesuksesan Muhammad sebagai seorang pedagang. Muhammad bukan hanya sukses dalam berdakwah, memimpin negara dan rumah tangga tapi juga sukses dalam membangun usaha. Muhammad bukan hanya disegani sebagai pemuka agama dan pemimpin negara tapi juga disegani sebagai saorang saudagar yang memiliki jangkauan jaringan bisnis dan pangsa pasar yang luas serta pelanggang yang banyak.
Muhammad sebagai pemimpin bisnis dan entrepreunership dijelaskan secara gamblang di dalam buku Dr. Syafi’i Antonio dengan judul “Muhammad SAW Super Leader Super Manager”. Buku tersebut menguraikan bahwa masa berbisnis Muhammad yang mulai dengan intership (magang), business manager, investment manager, business owner dan berakhir sebagai investor relative lebih lama (25 tahun) dibandingkan dengan masa kenabiannya (23 tahun). Nabi Muhammad bukan hanya figur yang mendakwakan pentingnya etika dalam berbisnis tapi juga terjun langsung dalam aktifitas bisnis.
Sang manager
Sejak kecil tepatnya saat berumur 12 tahun, Muhammad sudah diperkenalkan tentang bisnis oleh pamannya, Abu Thalib, dengan cara diikutsertakan dalam perjalanan bisnis ke Suriah.
Pengalaman perdagangan (magang) yang diperoleh Muhammad dari pamannya selama beberapa tahun manjadi modal dasar baginya disaat memutuskan untuk menjadi pengusaha muda di Mekah. Beliau merintis usahanya dengan berdagang kecil-kecilan di sekitar Ka’bah.
Dengan modal pengalaman yang ada disertai kejujuran dalam menjalankan usaha bisnisnya, nama Muhammad mulai dikenal dikalangan pelaku bisnis (investor) di Mekah.
Dalam kurung waktu yang tidak cukup lama, Muhammad mulai menampakkan kelihaiannya dalam menjalankan usaha perdagangan bahkan beberapa investor Mekah tertarik untuk mempercayakan modalnya untuk dikelolah oleh Muhammad dengan prinsip bagi hasil (musyarakah-mudharabah) maupun penggajian. Pada tahapan ini Muhammad telah beralih dari business manager (mengelola usahanya sendiri) menjadi investment manager (mengelola modal investor).
Dengan modal yang sudah relatif besar, Muhammad memiliki kesempatan untuk ekspansi bisnis untuk menjangkau pusat perdagangan yang ada di Jazirah Arab. Kejujuran beliau dalam berbisnis sehingga dikenal olah para pelaku bisnis sebagai Al-Amin menjadi daya tarik bagi kalangan investor besar untuk menginvestasikan modalnya kepada Muhammad, salah satu di antaranya adalah Khadijah yang di kemudian hari menjadi Istri pertama beliau.
Di usia 25 tahun, usia yang masih rekatif mudah, Muhammad menikah dengan Khadijah, seorang pengusaha sukses Mekah. Secara otomatis Muhammad menjadi pemilik sekaligus pengelola dari kekayaan Khadijah. Penggabungan dua kekayaan melalui pernikahan tersebut tentunya semakin menambah usaha perdagangan mereka baik secara modal maupun penguasaan pangsa pasar. Pada tahapan ini Muhammad sudah menjadi business owner.
Setelah Muhammad menikah dengan Khadijah, beliau semakin gencar mengembangkan bisnisnya melalui dengan ekspedisi bisnis secara rutin di pusat-pusat perdagangan yang ada di jazirah Arab, beliau intens mengunjungi pasar-pasar regional maupun Internasional demi mempertahankan pelanggan dan mitra bisnisnya. Jaringan perdagangan beliau telah mencapai Yaman, Suriah, Busara, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Arab lainnya.
Saat menjelang masa kenabian (berumur 38 tahun) di mana waktunya banyak dihabiskan untuk merenung beliau telah sukses menjadi pedagang regional dimana wilayah perdagangannya meliputi Yaman, Suriah, Busra, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Jazirah Arab lainnya. Pada tahapan in beliau telah memasuki fase yang menurut Robert T Kiyosaki disebut financial freedom.
Kehebatan berbisnis Muhammad bisa dilihat dalam sebuah riwayat yang menceritakan bahwa beliau pernah menerima utusan dari Bahrain, Muhammad menanyakan kepada Al-Ashajj berbagai hal dan orang-orang yang terkemuka serta kota-kota yang terkemuka di Bahrain. Pemimpin kabilah tersebut sangat terkejut atas luasnya pengetahuan geografis serta sentral-sentral komersial Muhammad. Kemudian al-Ashajj berkata “sungguh Anda lebih mengetahu tentang negeri saya daripada saya sendiri dan anda pula lebih banyak mengetahui pusat-pusat bisnis kota saya dibanding apa yang saya ketahu. Muhammad menjawab “saya telah diberi kesempatan untuk menjelajahi negeri anda dan saya telah melakukannya dengan baik.” (Syafi’i Antonio, 2007).
Demikianlah perjalanan sukses bisnis Muhammad sebelum resmi menjadi seorang Nabi yang jarang disampaikan kepada generasi-generasi muda di saat perayaan Maulid Nabi. Pemahaman yang utuh tentang biography kehidupan beliau akan menghindarkan terjadinya pemahaman yang sempit tentang diri Rasulullah. Banyak orang yang mengaggap Rasulullah sebagai orang yang miskin padahal justru sebaliknya beliau adalah sosok pebisnis yang sukses.
Melalui momentum Maulid Nabi ini kiranya perlu mengangkat tema kesuksesan Muhammad sebagai pelaku bisnis demi memacu munculnya pengusaha-pengusaha muda di kalangan Muslim. Sebenarnya negeri ini memiliki tokoh-tokoh agama sekaligus pengusaha sukses, sebut saja misalnya, tokoh nasional K.H. Ahmad Dahlan dengan usaha batiknya. Bahkan dalam sejarah gerakan kemerdekaan Indonesia kita mengenal tokoh-tokoh agama yang terhimpun dalam Syarikat Dagang Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui jumlah wirausahawan di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia. Dari total penduduk Indonesia, 231, 83 juta jiwa hanya sekitar 2 persen saja yang berwirausaha atau sebesar 4, 6 juta. Tentunya jumlah ini sangat kecil sekali jika negeri ini menginginkan penduduknya untuk semakin kuat dan mandiri secara ekonomi.
Negara-negara maju relative memiliki persentasi wirausahawan yang relatif tinggi dari jumlah penduduknya. Persentase penduduk Singapura yang berwirausaha mencapai 7 persen, China dan Jepang 10 persen dari total jumlah penduduk mereka. Sedangkan yang tertinggi adalah Amerika Serikat sebesar 11, 5-12 persen.
Melalui perayaan Maulid Nabi ini, kita perlu mengkampanyeka pentingnya berwirausaha seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai solusi untuk menyelesaikan persoalan umat yaitu kemiskinan dan pengangguran. [Ali RamaPeneliti ISEFID (Islamic Economic Forum for Indonesia Development)]

07 Oktober, 2010

MENJAGA KEUTUHAN BISNIS MILIK KELUARGA

Konflik antaranggota keluarga pemilik bisnis memang acapkali terjadi di perusahaan-perusahaan yang masih kental aroma family business-nya. Apalagi bila generasi pendiri (pertama) sudah meningggal dunia, potensi konflik begitu terbuka.

Banyak hal bisa jadi pemicu. Mulai dari meributkan pembagian laba usaha, rebutan jabatan strategis, perbedaan pandangan soal strategi dan arah bisnis, hingga ribut karena masuknya pihak ketiga, entah itu campur tangan menantu atau besan. Dan yang paling tragis, bila konflik itu berujung pada dijualnya perusahaan ke pihak lain agar uang hasil penjualan bisa dibagi-bagi. Solusi yang sebenarnya sangat sesaat. Bukan win-win, tetapi justru lost-lost.

Karena itu, amatlah menarik belajar dari perusahaan keluarga yang bisa terus berkembang dan rukun meski telah beralih generasi seperti PT Jamu Jago Semarang, PT Sariayu Martha Tilaar, Garudafood (Grup Tudung), Grup Risjadson dan PT Sido Muncul. Mereka bisa membuktikan, dengan keharmonisan hubungan di antara semua anggota keluarga pemilik, bisnis bisa berkembang dengan arah positif. Tentu saja, keharmonisan hubungan itu tidak datang sendiri, melainkan mesti diciptakan, baik melalui sistem maupun budaya. Dan soal kiat-kiat seperti ini, tiap perusahaan punya cara berbeda.

Martha Tilaar, Presdir Sariayu Martha Tilaar Group, juga menyadari bahwa potensi konflik akan selalu terjadi dan tidak mungkin dihindari. “Tapi semua konflik selalu kami bicarakan dan semua keputusan harus bertujuan harmonisasi keluarga serta mengutamakan kepentingan bersama. Pertimbangannya harus demi kemajuan perusahaan karena kami pun bertanggung jawab atas hidup para karyawan,” papar Martha.

Dia melihat keterbukaan dan sikap saling memercayai merupakan elemen paling penting untuk mereduksi kemungkinan munculnya konflik. “Keluarga kami cukup terbuka dan saling percaya satu sama lain. Misalnya, saya sangat percaya kepada adik saya yang menjaga keuangan perusahaan. Tapi beliau juga memercayai saya untuk bermimpi dan mencipta agar perusahaan ini terus berkembang,” Martha menjelaskan.

Tak hanya itu. Untuk meminimalisasi konflik, juga harus ada kesepakatan dalam keluarga yang menyatakan hak, kewajiban dan peran masing-masing anggota keluarga karena hal itu akan menjadi pedoman dan etika bersikap. Jadi, di luar dari sistem dan kebijakan manajemen yang ditetapkan direksi perusahaan, keluarga juga membuat aturan yang hanya mengikat anggota keluarga. “Peraturan-peraturan ini,“ kata Martha, “kami buat berdasarkan musyawarah dan profesional.”

Yang juga tak bisa disepelekan, menurut Martha, “Semua harus dilakukan secara tertulis. Ada bukti hitam-putih yang mempunyai kekuatan hukum. Meskipun masih perusahaan keluarga, tidak bisa mentang-mentang pemilik ataupun anak berlaku seenaknya.” Praktik seperti itu sudah dilakukan sejak awal dan terus berlaku. “Tanpa aturan main yang jelas, banyak perusahaan keluarga akan terjerat konflik keluarga atau keluarga vs. manajemen,” ia mewanti-wanti.

Bila diamati, profesionalisasi bisnis keluarga belakangan juga menjadi tool yang banyak dipakai sejumlah perusahaan keluarga untuk meminimalkan kemungkinan munculnya konflik. Termasuk dengan mengembangkan model management in absentia – pemegang saham tidak terlibat langsung di operasional bisnis. Keluarga pemilik Grup Tudung (Garudafood) pun mengembangkan jurus itu. Seperti dijelaskan Sudhamek A.W.S., CEO Grup Tudung, pihaknya mengusahakan agar yang tampil di manajemen operasional bisnis dari kalangan profesional, sedangkan pemegang saham di komisaris saja.

Di sisi lain Sudhamek juga mengakui meraih prestasi bisnis dengan latar belakang family business memang tidak mudah. Pasti mudah terjadi konflik bila tidak dikelola dengan baik. Hal itu dia rasakan berdasarkan pengalamannya di Garudafood yang diwariskan orang tuanya, Darmo Putro. Bagaimana tidak, orang tuanya yang berbisnis kacang dan tepung tapioka itu meninggalkan 11 anak – terdiri dari tujuh laki-laki dan empat perempuan, Sudhamek adalah anak bungsu – yang masing-masing sudah punya keturunan. Di sini butuh keterampilan dan seni mengelolanya agar keluarga tetap harmonis dan bisnis terus bisa melaju.

Contohnya, ketika Grup Tudung makin membesar, mulai ada persoalan para profesional nonkeluarga yang kariernya mentok karena terganjal founding shareholder. Di sini ada tarik-menarik dua kepentingan. Di satu sisi perusahaan harus memberi tempat kepada profesional yang kinerjanya sangat bagus karena merekalah roda kemajuan perusahaan. Namun, di sisi lain juga tak bisa menggusur begitu saja posisi-posisi kunci yang masih diduduki kakak-kakak Sudhamek karena bagaimanapun mereka juga pemegang saham dan masih anggota keluarga.

Dalam kondisi tersebut, Sudhamek yang didapuk menjadi pemimpin bagi keluarganya mencoba meyakinkan pelan-pelan dengan pendekatan hati ke saudara-saudaranya. “Pada saat itu, saya berbicara pada kakak-kakak bahwa pada tingkatan tertentu mereka tidak lagi bisa mengimbangi keputusan perusahaan yang lebih besar. Mereka juga menyadari hal ini,” ujarnya. Sebagai manusia, pasti ada perasaan tertentu ketika harus kehilangan posisi, tetapi untung kakak-kakaknya legowo. “Kalau ada perasaan tertentu, itu manusiawi. Shareholder itu kan tidak hanya soal uang, tetapi juga power.”

Hanya saja, Sudhamek memang tidak serta-merta menghilangkan posisi kakak-kakaknya, melainkan dengan strategi stepping to side. Minggir, tidak langsung turun. “Yang di atas didorong ke kanan agar yang di bawah bisa naik,” mantan Presiden Direktur PT Trias Sentosa Tbk. ini mendeskrispsikan. Pola itu perlahan terus digulirkan hingga mereka tidak aktif lagi. Praktis, kini kakak-kakaknya hanya sebagai shareholder atau komisaris. Adapun yang masih aktif sebagai direktur, selain Sudhamek, hanya kakak perempuannya yang ke-10, sebagai Direktur R&D. Itu pun karena latar belakang profesionalnya: pernah menjadi kepala laboratorium sebuah perusahaan dan pernah juga di Gudang Garam.

“Izin memimpin perusahaan saya kantongi, tapi tidak asal saya pakai. Kami pakai management by heart dan dengan bahasa hati, sehingga mereka mengerti dan tidak khawatir dengan yang kami lakukan,” ungkap pria yang juga pernah menjadi orang kepercayaan Grup Djuhar itu. “Orang kalau di-wong-kan, akan ngerti. Kakak saya orang yang rasional. Mereka juga melihat bahwa saya tidak punya ambisi menguasai perusahaan seluruhnya.”

Ibrahim Risjad, konglomerat papan atas yang dulu bersama Gang of Four (Liem Sioe Liong, Sudwikatmono, Djuhar Sutanto dan Ibrahim Risjad) yang punya 300-an perusahaan, memiliki cara lain. Dia mencoba meminimalisasi konflik dengan memberi mainan berbeda-beda ke masing-masing anaknya. Logikanya simpel, kalau sudah disibukkan dengan urusannya sendiri, orang cenderung tak akan mengganggu saudaranya, tidak usil.

Sebagaimana dijelaskan Amirsyah Risjad, putra tertua Ibrahim Risjad yang juga Vice Chairman Grup Risjadson, dia dan saudaranya diberi peran sendiri-sendiri di grup bisnis milik ayahnya itu. Amirsyah, sebagai anak tertua, ditugasi sebagai vice chairman di holding company. Lalu, adiknya yang kedua, Rizal Risjad, lebih banyak ditugasi mengurus bisnis tambang (Berau Coal, dll.).
Anak ketiga, Dina Risjad, mengembangkan bisnis properti sendiri. Lalu, Deddy M. Risjad, bertanggung jawab mengelola bisnis perdagangan. “Semuanya ada 7 anak. Anak kelima yang mengelola keuangan. Sedangkan yang dua masih sekolah di Amerika,” ujar Amirsyah beberapa waktu lalu. Dengan cara diberi peran dan mainan sendiri-sendiri, mereka akan fokus pada tanggung jawab masing-masing. Grup Risjadson sendiri kini fokus ke tiga pilar bisnis: makanan, energi dan pembangkit listrik.

Rupanya, jurus keluarga Risjadson setali tiga uang dengan yang dilakukan pemilik Grup Sido Muncul. Dijelaskan Irwan Hidayat, Presdir PT Sido Muncul, pihaknya pun terus mencoba meredukasi kemungkinan konflik, antara lain dengan memberikan mainan sendiri-sendiri. Maklum, Irwan dan keempat adiknya juga punya putra-putri yang telah memasuki dunia kerja. Sekarang dari lima bersaudara itu, telah lahir 13 cucu atau generasi ke-4 — tak kurang dari 9 di antaranya telah bekerja. Ke-13 orang itu memiliki porsi saham yang sama di Sido Muncul.

Irwan dan saudara-saudaranya berusaha mengembangkan perusahaan sebaik mungkin agar memiliki banyak anak usaha. Tujuannya, agar semua anak dan keponakannya dapat menjadi “komandan” dalam perusahaan. “Kalau perusahaan cuma satu dan yang punya ada 13 orang ya bisa berantem. Jadi, kami kembangkan usahanya,” ujar Irwan. Tak mengherankan, di Sido Muncul sudah muncul banyak anak usaha, mulai dari perusahaan distribusi di sejumlah kota besar, bisnis MLM, hingga hotel. “Pokoknya, kami kembangkan banyak usaha agar satu usaha bisa dikelola 1-2 orang,” Irwan menjelaskan resepnya.

Namun, Irwan menegaskan resep terpenting dalam mencegah konflik hanyalah dengan membangun kerukunan keluarga. “Yang penting, kami sekeluarga ini akur. Saya sampai pernah bilang, daripada perusahaan ini jadi besar tapi dalam keluarga saling bermusuhan, lebih baik segini saja tapi keluarga akur,” katanya menegaskan. Dia menilai soal kerukunan ini dipengaruhi orang tuanya. Ayah-ibunya selalu mencontohkan sikap saling menyayangi dan menjaga hubungan baik dengan saudaranya. Ini pula yang sekarang selalu diterapkan Irwan dalam keluarganya. “Kalau saya dan adik-adik saya bertengkar, nanti anak-anak kami juga begitu.”

Selain itu, bila ada masalah dengan keponakan-keponakannya, “Saya akan memilih menasihati anak saya saja. Tidak mungkin saya menasihati pihak yang berbeda pendapat. Jadi, masing-masing jangan memarahi anak orang lain.” Irwan juga percaya bahwa kerukunan dan kasih sayang itu datang dari Tuhan. “Menyayangi orang itu tidak perlu belajar. Kita doa dan minta saja pada Tuhan,” katanya. Yang pasti, karena sangat peduli pada kerukunan itu pula, hotel yang akan dibangunnya dinamai Tentrem.

Pendapat Irwan paralel dengan kondisi yang terjadi di Garudafood. Sudhamek mengakui pula, keutuhan keluarga dalam menjalankan bisnis tidak terlepas dari nilai yang telah ditanamkan orang tuanya. “Karakter keluarga sifatnya dominan, keras, tetapi menjunjung nilai persatuan. Ada perbedaan pendapat, itu biasa, tetapi rukun kembali. Saya relatif mudah karena punya saudara yang seperti itu.”

Dalam hal ini aspek-aspek spritual dan sosial juga menjadi hal yang penting, jangan hanya mengejar sisi materiil (duniawi). “Kami selalu diajarkan kunci sukses itu lahir dari kejujuran, keuletan, ketekuan yang diiringi dengan doa. Nilai yang diajarkan pendiri, kami hidup di dunia harus berlandaskan spiritualitas,” ujarnya. Nilai-nilai itu pula yang terus membingkai 11 anggota keluarga pemilik Grup Tudung dan anak-cucunya sehingga mereka tetap rukun – walaupun agama dan kepercayaan yang dianut berbeda-beda.

PT Jamu Jago Semarang juga sangat layak dijadikan tempat belajar bagaimana membesarkan bisnis keluarga nir konflik . Perusahaan yang dirintis T.K. Suprana ini sekarang dikelola generasi keempat, anak dan para keponakan Jaya Suprana. “Kami eksis dan tak ada konflik karena falsafah Jawa yang kami anut. Falsafah itu bukan saja menjadi basic value perusahaan Jamu Jago, tetapi juga menjadi basic value kami dalam berperilaku dalam kehidupan pribadi dan masyarakat,” ujar Jaya yang juga pendiri Musem Rekor Indonesia-Dunia (MURI).

Contohnya, keluarga pemilik Jamu Jago yang begitu mementingkan persatuan anggota keluarga itu juga tampak dari sikapnya yang membenarkan prinsip Jawa “Mangan ora mangan sing penting kumpul”. Makan atau tidak makan yang penting bisa kumpul rukun. “Tidak ada cerita perebutan kekuasaan di antara kami. Sudah ditekankan oleh leluhur kami bahwa kekuasaan itu menjadi sebuah beban yang punya tanggung jawab tinggi,” kata Jaya. Keluarga Jamu Jago pun yakin kebenaran falsafah “Rukun agawe santoso” (rukun membuat kuat dan hebat). Prinsip itu sebenarnya mirip dengan konsep yang diimplementasi Google, “Don’t be evil!”. Kalau ingin maju, jangan bersikap jahat atau mencurangi. Sesuai dengan hukum timbal-balik, siapa yang berbuat jahat akan menuai badai.

Yang juga menarik, masih soal bagaimana menjaga kerukunan keluarga Jamu Jago, ada peraturan tak tertulis yang dijalankan dari genenerasi pertama hingga sekarang. “Agar tidak dikacaukan pihak ketiga, ada peraturan tak tertulis tapi berlaku mutlak, bahwa menantu laki-laki atau perempuan tak boleh ikut-campur urusan perusahaan. Para menantu harus berada di luar garis. Ini tak bisa ditawar,” ungkap Jaya beberapa waktu silam.

Jaya menjelaskan, seorang pria atau wanita yang bakal menjadi anggota keluarga Jamu Jago biasanya akan sulit diterima seluruh anggota keluarga kalau di awal sudah menunjukkan niat turut-campur urusan perusahaan, apa pun alasannya. Tak hanya itu, juga sudah ada kesepakatan di antara keluarga generasi ke-3 bahwa yang boleh menjadi pemilik saham hanya keturunan langsung dari ke-4 bersaudara anak-anak T.K. Suprana. Yang lain tidak boleh. Ini bagian dari cara menghindari konflik sejak awal.

Dalam hal ini, fungsi musyawarah dalam keluarga untuk menghasilkan kesepakatan bersama merupakan hal yang kelewat penting. Terutama untuk merumuskan rambu-rambu yang bisa mencegah benturan kepentingan dan konflik internal. Misalnnya, kesepakatan dalam hal pembagian keuntungan dan risiko kerugian, juga aturan bila ada anggota keluarga yang berkarier di perusahaan keluarga dan kalau ada anggota keluarga yang punya bisnis sendiri.

Di Sariayu Martha Tilaar, contohnya, ada kesepakatan keluarga bahwa perusahaan akan fokus pada industri kecantikan dan fashion. Sebab itu, semua usaha yang dilakukan pribadi-pribadi dalam keluarga tidak boleh bertentangan dengan bisnis utama perusahaan tadi. Di luar bisnis utama ini, masing-masing boleh mengembangkan bisnis pribadi dengan tanggung jawab masing-masing. Lalu, soal anggota keluarga yang ingin berkarier, di antara keluarga pemegang saham juga sudah sepakat bahwa generasi kedua diwajibkan untuk memulai dari bawah dan belajar dari para profesional. Penilaian kerjanya pun didasarkan pada prestasi mereka selama berkarya, bukan pada senioritas mereka dalam keluarga.

Di Grup Tudung jurus itu juga disepakati. Sudhamek menjelaskan, jika generasi penerus ingin masuk ke perusahaan keluarga, tetap ada aturannya. “Meskipun mereka mayoritas lulusan luar negeri dan lulusan S-2, mereka harus punya pengalaman kerja minimal tiga tahun di perusahaan lain,” dia menjelaskan aturan keluarganya. Jadi, bisa dibilang lebih berat dari profesional lainnya. “Dengan bekerja di tempat lain, mereka akan bisa mempersiapkan diri menjadi profesional yang baik, tidak sok jadi bos.”

Memang, tak bisa dielakkan, ketika bisnis keluarga terus membesar, mutlak butuh forum yang bisa mewadahi seluruh anggota keluarga pemegang saham agar terus selalu rukun sehingga ketika ada masalah kecil, bisa terdeteksi dan terselesaikan, tak sampai membesar. Di Sariayu Martha Tilaar, contohnya, ada mekanisme rapat bulanan untuk mengetahui perkembangan dan membahas secara musyawarah masalah-masalah yang timbul. Di Garudafood pun demikian. Sejak awal 2009 mulai dibentuk family council, wadah untuk menampung shareholder dari keluarga untuk bisa diskusi sekaligus memonitor perusahaan dari waktu ke waktu. Ke depan, family council ini juga akan dibuat untuk generasi ke-3 (anak dan keponakan Sudhamek yang sekarang berjumlah 24 orang), tetapi forumnya terpisah.

Ya, konflik keluarga memang harus dihindari. Memang, di semua perusahaan keluarga umumnya yang membesarkan bisnisnya adalah shareholderyang notabene anggota keluarga. Namun juga mesti dicatat, biasanya yang menghancurkan adalah keluarga pula. Terutama, karena adanya konflik yang merusak. Maka, tak salah memegang prinsip seperti diyakni Irwan Hidayat: “Jika saudara rukun, tanah akan jadi emas”. Anda pun pasti setuju!(SWA)

04 April, 2010

SHOLAT JUM’AT LEBIH BAIK DARIPADA BERJUAL BELI

Wa idza nudia li sholati min yaumil jum’ati fas’au ila dzikrillahi wa dzarul bai’ dzalikum khoirul lakum inkuntum ta’lamuun.

Terjemah bahasa bebas :
Jika seruan sholat jum’ah sudah di kumandangkan , cepat-cepatlah menuju masjid untuk sholat dan tinggalkanlah jual beli, (sholat jum’ah) itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Pada akhir ayat diatas ditegaskan “jika kamu mengetahui”, berarti ada rahasia , kenapa kita harus cepat2 berangkat ke masjid dan meninggalkan jual beli, baik menjual jasa sebagai pegawai, karyawan atau menjual barang sebagai pedagang.

Orang yang sakit perut sampai melilit pasti mengingat-ingat kenapa perutnya sakit sedemikian hebatnya, oh ternyata saya tadi terlalu banyak makan rujak atau sambal, kalau sedang melilit pasti menyesal kenapa dia tadi makan sambal banyak2, kalau tahu mau sakit pasti tidak akan makan sambal banyak2. penyesalan terjadi kemudian.

Hubungan dengan ayat diatas apa ?, kadang menurut kita berdagang dan bekerja lebih baik buat hidup kita dari pada harus pergi ke masjid dan sholat jum’at, kita merasa sayang karena pembeli sedang antri memberi kita uang, atau pekerjaan sedang penting2 nya. Allah SWT mengingatkan bahwa sholat lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Apanya yang baik bagi kita ?, setiap kita pasti akan mati, dan setelah mati maka jual beli yang kita anggap penting tadi menjadi tidak berguna karena lembaran kertas yang kita sebut sebagai uang itu tidak kita bawa ke kubur, siapa yang menikmati ? akhirnya hasil jual beli tadi yang menikmati adalah yang masih hidup. Sedangkan kita, apa yang kita bawa ? amal. Amal yang mana ? amal dimana kita menutup kedai kita dan kemudian mandi dan berwudhu memilih pakaian yang bagus, memakai minyak wangi dan berangkat untuk menunaikan sholat jumat. Amal sholeh itulah yang menemani kita di alam kubur, saat itu dimana tidak ada teman yang mau menemani kita.

Bagaimana dengan yang tidak sholat jum’at ?
Sehingga bagi yang tidak berangkat ke sholat jum’ah, tidak akan dapat apa2, hasil uangnya dipakai oleh yang masih hidup, amalnya juga kosong, tidak bawa apa2, hanya tumpukan dosa karena tidak mau sholat jum’at, dosa2 itu yang akhirnya membawanya mendapat adzab neraka yang mengerikan.

Di dunia ini, kalau tubuh kita kemasukan satu butir batu kecil yang tidak lebih besar dari kuku jari kita dan berada di ginjal yang disebut batu ginjal, maka kita akan merasa sangat sangat kesakitan, badan sebesar apapun, pendekar setinggi apapun jika ada batu kecil di ginjalnya pasti akan merintih kesakitan, kepala serasa berputar2, keringat dingin mengucur, badan menggigil, dan meraung2. itu hanya karena batu yang sangat kecil.

Di akherat kelak, tubuh kita ini akan dimasuki batu berapi yang besar menyala2, batu neraka itu jika didekatkan ke telapak kaki, maka otak kita akan mendidih, demikian dahsyatnya sehingga membayangkan pun kita akan merinding, batu ginjal menjadi tidak ada apa2 nya dibanding batu neraka, batu neraka itu dimasukkan kedalam tubuh orang2 yang lebih memilih berjual beli / berdagang / bekerja dll dari pada pergi ke masjid untuk sholat jum’at. Sekali lagi akhir ayat yang kami sebutkan tadi berbunyi “Dzalikum khoirul lakum in kuntum ta’lamuun” sholat jum’ah itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Oleh karena itu , kami mengingatkan diri kami sendiri dan mengajak para jamaah sekalian , marilah, jika seruan sholat pada hari jum’at sudah berkumandang, kita tinggalkan jual beli, pekerjaan, hiburan dan kegiatan dunia yang lain untuk menuju masjid untuk mengerjakan sholat jum’ah berjamaah yang hukumnya wajib bagi muslim laki2.

Seandainya saja, seluruh penduduk negeri ini takut siksa batu neraka tadi dan tergerak hatinya untuk semuanya pergi ke masjid, lalu lintas sepi, toko2 mal2 pasar2 stasiun terminal bandara semua berhenti , orang2 tidak boleh berkeliaran yang non muslim tinggal di rumah masing2, dan yang muslim pergi ke masjid, hanya butuh ½ - 1 jam untuk mengerjakan sholat jum’at, maka pasti barokah dari Allah SWT akan terlimpah, rizqi akan diberikan tercurah dari langit dan dari bumi, dengan syarat semua penduduk daerah itu beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Apakah mungkin demikian ?
Kenapa tidak , ketika hari raya umat hindu Bali yaitu Nyepi, seluruh penduduk pulau itu baik beragama hindu maupun bukan, baik turis maupun bukan, semua tidak boleh beraktifitas, tidak boleh menghidupkan api, semua harus tinggal di dalam rumah, bandara ditutup, tempat wisata ditutup, toko mal jalan raya dan seluruh perniagaan bisa dihentikan. Sehari penuh.

Masak hanya untuk 1 jam saja tidak mungkin ? sangat mungkin, semuanya bergantung kepada tingkat keimanan para penentu kebijakan dan pembuat aturan. Sekali lagi, pergi ke masjid untuk sholat jum’at itu lebih baik jika kamu mengetahui.

Di tengah kota solo ada sebuah toko yang meminta para pembeli yang antri untuk keluar toko karena sudah mendekati waktu adzan Jum’at, mereka diminta kembali lagi nanti setelah sholat , toko itu bernama toko santri, apakah tidak rugi ? tidak. Allah SWT maha kaya, lebih baik mencari keuntungan akhirat dari pada keuntungan dunia yang sesaat ini.

17 Oktober, 2009

BEKAS SUJUD SEORANG MUKMIN

(Perilaku positif orang yang sholat)


سيماهم فى وجوههم من أثر السّجود.........

“Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” demikianlah Al Qur’an Surat Al Fath (48) ayat ke 29 menyebut ciri khas orang yang beriman adalah ada bekas sujud di wajahnya. Apakah bekas itu harus berupa fisik ? Apa saja pengaruh rajin sholat terhadap perilaku sehari-hari ?

Sholat adalah kewajiban bagi setiap orang muslim, sholat adalah pembeda antara orang yang berserah diri (muslim) dengan yang menutupi dan menolak kebenaran (Kafir).

Ciri khas orang sholat dapat dilihat dari ajaran ritual sholat itu sendiri, yang dikenal dengan rukun dan fadhilah sholat, antara lain :

1. Menghargai waktu. Ibadah sholat tidak akan diterima jika tanpa memperhatikan waktunya, sebelum waktu adzan, sholat apapun tidak diterima, dan setelah waktu habis, sudah berganti nama sholatnya.

Anugerah paling berharga di dunia ini adalah waktu. Betapa tidak bergunanya harta dunia betapapun banyaknya jika tidak ada waktu untuk menikmatinya. Transaksi bernilai milyaran dolar sekalipun tidak ada nilainya jika sudah tidak ada “nanti sore” (kiamat).

2. Menjaga kebersihan. Sholat tidak akan diterima sebelum bersuci. Ibadah tidak ada pahalanya tanpa memulai dengan yang bersih.

Seorang mukmin tidak akan pernah mengotori harta nya dengan sesuatu yang bukan miliknya. Korupsi, mencuri, mengurangi timbangan, menipu, memakan harta haram dan lain-lain. Bersih badan, bersih hati, bersih harta, bersih kata dan bersih sikap.


3. Mengutamakan keikhlasan. Segala sesuatu ditentukan niatnya, sholat tanpa niat tidak akan berarti apa-apa. Niat ikhlas hanya karena Allah SWT. Tidak mengharap pengaruh, pujian, harta dan dunia. Niat kepada selain Allah SWT hanya akan menghanguskan nilai sholat itu.

Mukmin yang sholat terbiasa beramal dengan iklhas, tidak mengharap pujian dan sanjungan. Ibadahnya tidak akan ditukar dengan sekeping harta dunia. Yang dicari hanya pahala dan ridho dari Allah SWT.

4. Menyukai keteraturan. Urutan gerak dalam sholat sangat teratur, tidak boleh menambah dan mengurangi atau mendahulukan gerak satu dari gerak yang lain. Tidak boleh rukuk sebelum takbir, tidak boleh sujud sebelum rukuk dan lain-lain.

Hidup mukmin sangat teratur, tidak ada kata “seenaknya” atau “semaunya” . Orang mukmin itu gampang diatur oleh aturan yang baik, selalu mematuhi aturan, tidak ada bebas yang tanpa batas.

5. Menjaga sikap rendah hati. Kepala sebagai sesuatu yang dihormati dan dihargai harus diletakkan sejajar dengan kaki ketika sujud. Kebesaran dan tingginya jabatan harus tunduk dibawah kebesaran Allah SWT.

Rendah hati berarti tidak sombong dalam ucap dan perilaku. Tidak menganggap pendapatnya paling benar atau tidak mau mengalah walaupun salah. Tidak meremehkan orang lain.

6. Menghormati pemimpin. Seluruh gerak sholat berjamaah harus mengikuti gerakan Imam sholat, tidak boleh mendahului bahkan bersama-sama pun tidak boleh. Nabi SAW pernah mengimami sholat sambil duduk karena sakit. Beliau bersabda وإذا صلىّ جاَلسًا فصلوا جلوساً Bahkan jika imamnya sholat sambil duduk maka makmumnyapun harus sambil duduk. (HR Bukhori Muslim, no 230) Setiap mukmin siap dipimpin oleh siapa yang lebih pandai agamanya. Siap dipimpin dan siap memimpin.

7. Menebarkan kedamaian. Akhir sebuah sholat, hukumnya wajib mengucapkan salam kedamaian dan menengok ke kanan dan ke kiri.


Pribadi yang rajin sholat, selalu melihat kondisi sekitarnya, tidak acuh tak acuh. Selalu ingin membuat tenang masyarakat sekitarnya. Perilaku nya tidak membuat tetangganya menjadi tidak damai dan tidak tenang. Tidak lengkap iman seseorang jika tetangganya tidak aman dari ucapan lesannya dan perilaku tangannya,