13 April, 2021

Presiden Alumni Ngruki Sejak 2012

 Amanah sebagai ketua umum atau Presiden Alumni, ikatan Alumni Pon Pes Islam Al Mukmin, IKAPPIM NGRUKI sejak 2012 - 2021.

Program Kerja pengurus Ikappim Pusat  yang sedang dan sudah berjalan adalah (update April 2021) :

1. Pembuatan aplikasi database Alumni (16.000 anggota) 

2. Pembentukan Lembaga Bantuan Hukum (LBH Ikappim) terdiri dari alumni dengan profesi advokat, hakim, jaksa dan notaris. 

3. Pembentukan Ikatan Makhad Alumni Al Mukmin (IMAM) saat ini ada 60 lembaga. 

4. Tim Penulis buku "Kiprah Alumni Ngruki untuk Negeri" (Segera terbit) 

5. Tim penulis sejarah Pondok dan Yayasan Ngruki (on proses) 

6. Tim Riset Alumni terdiri dari para Doktor (hasil riset sudah selesai) 

7. Dauroh Fiqih 1, mulazamah dengan ijazah Sanad kitab safinatun najah, peserta utusan IMAM. 

8. Workshop Digital Fundraising 1 dan 2 kerjasama dengan IDBC kampung IT, peserta utusan IMAM. 

9. Cor lantai 3 Gedung Ikappim center selesai (lanjut finishing) 

10. Menerima Alumni baru angkatan ke 43 sejumlah 193 alumni, di acara Khutbah wadda.







09 April, 2021

SATU HARI TIGA GIAT

SATU HARI TIGA GIAT LAGI

1. Pagi acara Sema'an Qur'an 5 Juz sekali duduk di Sdtq Al Abidin  Solo. 

2. Lanjut Bussiness Meeting Santri Group Holding Company. 

3. Lanjut malam Musyawarah Kerja Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin di Tawangmangu. 

Nas'alullloh 'afwa wal afiah....


04 April, 2021

SATU HARI TIGA GIAT

SATU HARI TIGA GIAT

Hari Ahad 4 April menjadi hari padat kegiatan, 

1. Wisuda MahaSantri  Mahad Aly Al Mukmin di Pondok Ngruki. 

2. Opening Speech Workshop Digital Fundraising Ikappim Pusat di kampung IT. 

3. Dauroh Fiqih 1 anggota Ikatan Makhad Alumni Al Mukmin (IMAM) di PP Darussunah Sragen. 

Faidza Faroghta Fanshob...

04 Juni, 2020

Sambutan Awalussanah SMP dan SMA Al Abidin Surakarta



Ladies and Gentlemen, 


In this time, I would like to introduce you the history of Al-Abidin foundation.

Al-Abidin name is derived from the founder, Mr. Soeparno Zain Al-Abidin

In 1995, after his business was considerably settled, he started his idea to have a non-profit organization to support Islam's development in Banyuanyar, Surakarta. 

He built an Islamic Boarding School Al Abidin. school for the poor and yatim student. 

In 31st October 2003, we held the first meeting to establish an international Islamic school which now called SDII Al-Abidin. 

Al-Abidin foundation is a donation (waqf) of the founder, Waqf in Arabic mean it is stopped, so the family should not and could not earn anything from this foundation.

the family of Mr. Soeparno Zain Al-Abidin could not and should not get any amount of money from the foundation, neither from the school nor the foundation itself, as it was all the donation (waqf) from our ancestor.

*Sambutan Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Abidin pada Awalussanah SMA ABBS dan SMPI Al Abidin

30 Mei, 2020

JANGAN TINGGALKAN GENERASI YANG LEMAH SECARA FINANSIAL




JANGAN TINGGALKAN GENERASI YANG LEMAH SECARA FINANSIAL


قال الله تعالى: وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (النساء: ٩)

Tarjamah Tafsiriyah: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka takut kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar". (QS. An-Nisā': 9).

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk menafkahi anak-anaknya, memastikan kebutuhan dasar hidup mereka terpenuhi dan menyiapkan diri mereka untuk bisa mempunyai kemandirian dalam kehidupan di masa datang. Dan ayat di atas adalah peringatan agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah secara finansial, dengan tambahan penjelasan berikut ini:

1. Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan tafsir ayat tersebut, bahwa ini adalah tentang seorang lelaki yang sedang sakaratul maut, maka orang-orang yang menungguinya mengatakan, "Lihatlah dirimu, sungguh anak-anakmu dan harta warisanmu tidak akan bermanfaat apa-apa untukmu. Maka sekarang berbuatlah untuk dirimu sendiri, buatlah wasiat untuk memerdekakan budak, shodaqoh, wasiatkan hartamu untuk si fulan sekian dan si fulan sekian".

2. Hingga akhirnya, lelaki yang sedang sakarat itu mewasiatkan hampir seluruh hartanya dan tidak tersisa dari hartanya sebagai warisan untuk anak-anaknya kecuali hanya sedikit. Maka Allah melarang orang-orang itu melakukan perbuatan tersebut dan menyuruh mereka untuk mengingatkannya (Qaulan Sadidan), agar ia juga memikirkan anak-anaknya dan tidak membuat wasiat melebihi dari sepertiga hartanya. 

3. Suatu hari Sa'ad bin Abi Waqash meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mewasiatkan dua pertiga hartanya. Rasulullah berkata, "Tidak boleh". Lalu Sa'ad berkata, "Setengahnya". Rasulullah pun berkata, "Tidak boleh". Lalu Sa'ad berkata lagi, "Kalau begitu sepertiganya". Nabi pun bersabda, "Sepertiga. Sepertiganya itu cukup banyak. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya (cukup) itu lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin sehingga meminta-minta kepada orang lain" (HR. Bukhari).


4. Meminjam istilah yang disebutkan dalam ayat di atas, hari ini kita mendapatkan di masyarakat banyaknya "Dzurriyyatan Dhi'āfan", yaitu generasi yang lemah secara ekonomi atau finansial. Sampai dewasa, sudah kuliah, nikah, bahkan punya anak, masih menggantungkan diri kepada orang tua. Pola pendidikan yang diberikan oleh keluarga dan sekolah belum berhasil membarengkan dan menyeimbangkan antara kedewasaan biologis dengan kedewasaan beragama, berilmu, psikologis, termasuk dalam hal finansial. Ini diperparah dengan gempuran media dan pergaulan bebas yang menyebabkan mereka mengalami An-Nudhūj Al-Mubakkir (kematangan seksual secara dini).


5. Padahal menurut Islam, kewajiban orang tua untuk menafkahi anak itu ada batasnya. Dalam kitab Subulus Salam, Imam Ash-Shan'ani menjelaskan, "Mayoritas ulama berpendapat, bahwa kewajiban memberikan nafkah kepada anak itu sampai usia baligh atau sampai menikah bagi anak perempuan. Kemudian setelah itu, tidak ada tanggungan kewajiban nafkah atas bapak, kecuali jika anaknya sakit menahun". (Subulus Salām: 2/325).

6. Batas akhir kewajiban memberi nafkah di atas, tentu tidak menghalangi para orang tua untuk tetap membiayai anak-anaknya sampai kapanpun sebagai sebuah ihsan (kebaikan tambahan). Tapi seharusnya batasan itu menjadi semacam garis finish bagi para orang tua, agar sebelum mencapai garis itu, mereka menyiapkan anak-anak mempunyai kemandirian ekonomi. Idealnya, ketika mereka memasuki Marhalah Bulūgh (usia baligh) bersamaan itu pula mereka sudah mencapai muwashofat Qādirun 'Alal Kasbi (mampu mencari penghasilan).

7. Tentu menyiapkan generasi yang tangguh secara finansial tidak cukup dengan meninggalkan warisan harta, karena itu akan habis seiring dengan berjalannya waktu. Kasus pada

TokoSantri.id

01 April, 2020

Sambutan Presiden Alumni Ngruki untuk anggota baru

Sambutan ketua ikappim dalam khutbah wada'
Wada 2020

Dengan ini saya terima, seluruh alumni tahun ini 197 santri putra putri, dengan senang hati, dg ini saya haturkan jazakumulloh Khoir asatidzah sudah dengan sabar menemani alumni melewati masa remajanya.
Para alumni baru, ahlan wasahlan , selamat datang di Ikappim, selamat bergabung dengan puluhan ribu alumni yang tersebar di seluruh Dunia.
Ada 4 perwakilan Luar Negeri (Makkah - Madinah -Mesir dan Turki)  dan 10 perwakilan dalam negeri, plus 41 pengurus angkatan. Antum angkatan ke 42. (197 santri)

Bapak ibu wali santri yang menyaksikan live streaming,
Usia KTP para fresh graduate ini mungkin sudah belasan tahun, tapi usia dunia luar nya masih Nol. Sehingga mohon para wali santri dan asatidz untuk tetap membimbing,
Kami sudah latih mereka  untuk masuk dunia kerja dan dunia nyata, tapi mohon para wali santri tetap mendampingi mereka, gandeng tangan mereka menuju usia dewasa dengan catatan amal Sholih.
Para ustadz sekalian , Mohon tetap menasehati mereka jika mereka , adik adik kita alumni baru ini hadir lagi di pondok untuk meminta wejangan dan taushiyah.
Setelah hari ini, para alumni sekalian,,
silahkan melanjutkan kuliah, baik dalam negeri maupun luar negeri,
apa gunanya kuliah ?
Kuliah  bukan untuk menjadi pegawai atau karyawan.
Kuliah berguna untuk :
- menempa analisis kita,
- analis matematis, analisis logis, analisis konklusif , analisis solutif, dan problem solver.
- untuk menempa 86 Milyar Neuron otak kita, supaya tahan banting,
- ada 100 Trilyun koneksi di otak kita
- kalau isi otak kita ditulis, akan jadi 4 Milyar buku , jadi syukurilah, gunakan maksimal,
- otak manusia bisa menampung 1-10 Terabite data, tergantung jumlah neuron dalam organ otak
- kalau otak kita dipakai untuk melihat sesuatu yang maksiat akan membuat hancur sel otak itu , ada bercak hitam dalam sel otak . 

Tolong jangan hapus nilai positif selama di pondok dengan keburukan dan maksiat.

Alumni sekalian...
Dipondok kita ditempa dengan keras dan ketat,
Ingat bahwa pedang yg tajam, adalah hasil tempaan, dengan dipukul palu tempa berkali kali , bahkan dibakar diatas bara api yang panas, dan akhirnya akan menjadi pedang tajam yang bermanfaat dan bahkan mematikan'.

Seluruh alumni
Yang Laki laki, semua akan jadi kepala keluarga, juru dakwah, mubaligh, ulama dan tokoh masyarakat,
Persiapkan masa depan kalian dengan baik sejak lulus ini, raih cita cita dan tetap jalin silaturahmi dg alumni lain, saling taawun, saling meringankan beban.

Untuk para alumni sekalian,
jangan sungkan untuk bertanya kepada para senior antum, ada 15 ribu lebih alumni menyebar di seluruh dunia, cari informasi cabang ikappim di kotamu, tetaplah berkumpul dengan orang orang Sholih dan tetaplah menjaga akhlak, ilmu dan hafalan mu .

Sekali lagi saya ucapkan Ahlan wa Sahlan, selamat bergabung di kapal besar Ikatan Alumni PPIM, 
Setelah acara ini silahkan buat Group  Medsos angkatan, ajak juga teman teman yang dulu pernah di Ngruki walaupun hanya satu tahun, supaya lebih banyak lagi saudara yg bergabung dalam kumpulan orang Sholih .

Salam dari kami Pengurus Ikatan Alumni Ngruki. 

26 Agustus, 2019

MENJADI GENERASI KEDUA BISNIS KELUARGA


TAQDIR JUANG GENERASI KEDUA

Kang Rendy Business Notes,
24 Agustus 2019

****

Dalam beberapa waktu terakhir, Saya cukup sering bertemu dengan generasi kedua dari sebuah entitas perusahaan keluarga. Mungkin lebih dari 5 entitas dan polanya selalu sama. Para generasi kedua memiliki taqdir juangnya sendiri.

Biasanya sebuah perusahaan keluarga dimulai oleh generasi pertama yang gigih dan dominan. Determinasi generasi pertama ini sangat kuat. Itu sebab mereka bisa bertumbuh walau tidak didukung dengan kapasitas ilmu dan modal. Ketekunan yang membuat mereka jadi pebisnis hebat.

Karakter generasi pertama ini berbeda dengan generasi kedua. Generasi kedua relatif mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari generasi pertama. Kehidupan sudah menanjak sejahtera, tercukupi dan kemudian langsung berhadapan dengan organisasi bisnis existing.

Sepintas kita melihat bahwa generasi kedua dari bisnis ini sangat enak hidupnya. Begitu besar, langsung punya perusahaan. Hidup nyaman, tanpa tantangan, tidak perlu berjuang.

Di titik inilah kita terkadang salah menilai generasi kedua. Bagi Saya, generasi kedua adalah generasi yang perjuangannya tidak mudah, bahkan lebih berat dari generasi pertama.

***

Berikut ruang perjuangan generasi kedua :

1. Berjuang membangun komunikasi lintas generasi

Generasi kedua adalah anak founder yang lahir pada zaman yang berbeda. Yang sudah jelas tumbuh dengan pola dan pendekatan yang berbeda. Cara hidup mereka pun juga berbeda.

Anda bisa membayangkan jika kedua generasi ini bertemu didalam sebuah board diskusi perusahaan. Apa yang sekiranya yang terjadi?

Generasi pertama dengan pola keyakinan yang tidak mudah diubah. Lalu ada generasi kedua yang sudah tidak sabar untuk menerapkan hal inovatif di dalam organisasi bisnis keluarga.

Bagi generasi kedua, pertumbuhan dan pencapaian adalah energi. Wajar, anak muda. Namun bagi generasi pertama, kestabilan dan kehati-hatian entitas dalam mengambil keputusan adalah sebuah keharusan. Tidak boleh ada negosiasi. Karena bagi generasi pertama, apa yang sudah dicapai harus dijaga baik.

Disinilah perjuangan generasi kedua. Tidak mudah untuk bersabar dalam komunikasi penuh kesantunan. Dimana para generasi pertama adalah orang tua kandung yang harus dijaga perasaannya dan memiliki hak veto penuh atas ide-ide yang dirasa berbahaya.

Maka Saya salut sekali pada generasi kedua yang tetap memutuskan membantu kedua orang tuanya dalam bisnis. Sungguh tidak mudah. Inilah perjuangan mereka. Sebagian generasi kedua yang lain memilih keluar lingkaran, berkarir sendiri tanpa bayang-bayang papa mama.

Salut pada generasi kedua yang masih bertahan.

2. Berjuang mempertahankan performa bisnis

Perjuangan generasi kedua berikutnya adalah mempertahankan pencapaian.

Apa yang sudah dicapai oleh papa mama harus terus bertumbuh. Bahkan tidak boleh menurun.

Maka klien yang sudah ada, tidak boleh lepas. Pelanggan yang sudah loyal, tidak boleh pindah warung. Disaat yang sama, generasi kedua harus berhadapan dengan customer yang biasanya diperlakukan sesuai kebijakan generasi pertama. Sekarang yang mengurusi berbeda dan pelanggannya harus tetap bertahan. Tingkat kesulitannya teramat tinggi.

Bagi generasi kedua, pencapaian dan prestasi hanya menyisakan komentar : "wajar, papa mama nya kaya raya, tinggal ngelanjutin"

Tetapi jika perusahaan gagal, komentarnya jadi berbeda : "memang berbeda ya, gak kayak papa dan mama nya,begitu mereka pegang, babak belur semua."

Itulah perjuangan generasi kedua. Tidak mudah. Perlu kerja keras dan usaha maksimal. Berjuang dibawah bayang-bayang kesuksesan generasi pertama.

3. Berjuang membunuh ego diri

Memutuskan membantu orang tua dalam membangun organisasi bisnis adalah keputusan membunuh ego. Bagi generasi kedua, hidup sendiri melanjutkan karir tanpa bayang-bayang organisasi orang tua adalah kebebasan yang menenangkan jiwa.

Maka bagi generasi kedua yang memutuskan membantu perusahaan keluarga, baginya adalah sebuah upaya membunuh ego diri, untuk kemudian membangun warisan pencapaian atas apa yang orang tua mereka telah bangun.

Diperlukan usaha melapangkan hati yang cukup keras, bagi generasi kedua agar hatinya damai saat masuk kedalam pusaran organisasi orang tua mereka.

Dimana papa mama masih ada, dimana keputusan bisa diveto kapan saja, dimana masih saja dianggap anak yang keputusannya belum kuat. Ini perjuangan yang perlu kita hargai.

***

Tulisan ini Saya buat agar kita dapat melihat dengan jernih apa yang dihadapi oleh generasi kedua. Setidaknya kita jangan melihat hal yang enak-enak saja. Kita harus melihat hal yang teramat mendalam di hati mereka.

Tulisan ini juga Saya tujukan kepada generasi kedua di seluruh bisnis keluarga yang ada. Bahwa sahabat-sahabat adalah pahlawan generasi, yang memutuskan melanjutkan perjuangan orang tua. Dimana Anda siap tidak punya nama di ukiran keberhasilan prasasti sukses perusahaan Anda.

24 Maret, 2018

PERGANTIAN DIREKTUR PONDOK PESANTREN AL MUJAHIDIN



SAMBUTAN PERGANTIAN DIREKTUR
PONDOK PESANTREN AL MUJAHIDIN
SOLO 24 MARET 2018


Assalamu’alaikum  Wr. Wb.

Bapak bapak sekalian dan saudara sekalian,
Pertama kali kami ucapkan terimakasih atas ucapan, doa dan kehadiran di Takziyah Almarhum Bapak saya, semoga Alloh SWT ganti dengan gunung emas pahala di akherat kelak.

Siang ini saya agak kaget karena baru  kemarin siang saya dapat surat undangan penyerahan SK pergantian direktur, kemudian saya berpikir cepat, saya harus merekap laporan kerja saya 28 tahun dalam satu hari atau satu malam, kebetulan tadi pagi saya juga rapat keluarga membahas kelanjutan bisnis keluarga sampai jam 12 siang, jadi saya punya waktu satu jam atau setengah jam untuk melaporkan kerja saya selama 28 tahun. Bismillah.

Ini adalah kado ulang tahun saya yang bagus, kemarin saya genap umur 51 tahun dan mendapat kado berupa surat pergantian direktur pondok, saya yakin saat Alloh memberi petunjuk kepada ketua yayasan Pak Fuadi untuk ber tanda tangan mengganti ini pasti ada sesuatu yang besar yang akan terima setelah ini, begitu keyakinan saya, setiap apapun yang terjadi pada saya pasti ada hikmah besar di belakangnya.

Ketika saya ke Pak Abdani, ketua yayasan Al Mujahidin saat itu, tahun 1995, saya bilang ke Pak Abdani “ Pak ini pondok sudah meluluskan tingkat Tsanawiyah yang pertama, sebaiknya yayasan mendirikan pesantren tingkat Madrasah Aliyah”, jawab Pak Abdani, “Tidak, lulusan MTs harus masuk SMA Mujahidin” , lalu saya lapor ke Bapak , lalu bapak memutuskan untuk mendirikan yayasan sendiri untuk tingkat Aliyah, Yayasan Al Abidin, namanya. Alhamdulillah sekarang sudah menjadi dua aset umat Islam yang penting di Solo.

Dengan ditolaknya usulan saya ke Pak Abdani itu, kalau saya sakit hati, pasti sekarang tidak ada Yayasan Abidin sebesar ini, ada hikmah besar dibelakang setiap peristiwa.

Selanjutnya pagi ini saya akan laporkan ringkasan kerja saya, semampu saya,

Saat ini kelas 3 Tsanawi ada 6 , kelas 2 ada 18 dan kelas 1 ada 22 anak, kemudian ini saya rekap nilai aset sarana prasarana PP Al  Mujahidin,

Luas tanah plus masjid adalah 2.603 m2, tahun perolehan 1992, pada tahun itu harga tanah adalah 27.000 per meter persegi, jadi nilai perolehan aset adalah 70.281.000 harga tanah saat ini 5.000.000 , harga gedung saat ini adalah 1.000.000 nilai wajar satu lantai saat ini,

Sehingga nilai aset tanah saat ini adalah 13 Milyard 15 juta, nilai gedung 1,8 Milyard  sehingga total tanah dan gedung tahun 2018 adalah 14 Milyard 860 juta. (Silahkan melihat rincian)

Untuk laporan keuangan , Februari 2018, Total Pemasukan (SPP, Sedekah, Lain lain) 20 juta lima ratus, dan total Pengeluaran (Gaji, Konsumsi, Renovasi, dan lain lain) adalah 26 juta tujuh ratus.

Kas Bank atas nama saya di BSM ada 31 juta 325 ribu, ini uang nya saya bawa, nanti saya serahkan ke bendahara, plus BSM atas nama Ust Sabar , di BPD dan di Kas meja, total ada uang saat ini adalah 120 juta 900 ribu. (Silahkan melihat rincian di lampiran )

Saya masuk ke sini tahun 1990, waktu itu saya masih bujang umur 23 tahun, masyarakat Banyuanyar kumpul di ruangan depan itu, untuk menunjuk saya menjadi kepala sekolah sekaligus merintis pesantren, masyarakat yang mencari dana saya yang jaga pondok, pak Bon nya, ruang itu (7x8 m) adalah rumah saya selama dua tahun, lalu lokal ini adalah kantor, lalu samping ini ada ruang untuk kamar santri dan depannya untuk kelas, jadi baru ada 4 lokal, dibelakang nya masih alang alang, rumput tinggi, tanah kosong, masih banyak ular dan lain lain.

Terimakasih kepada yayasan Al Mujahidin yang sudah memberi amanah kepada saya untuk merawat Pesantren ini sekian lama, pahit getir , asem manis kita rasakan di Pesantren ini,

LINK YOUTUBE : 

https://youtu.be/iM2P42_7_DM