28 Agustus, 2009
TIDAK ADA PAKSAAN DALAM ISLAM
إن الحمد لله نحمده ونستعنه ونستغفره ونعوذبه من شرورأنفسناومن سيئة اعمالنا من يهدالله فلا مظل له ومن يظلل فلا هادي له, اشهدان لا اله الا الله وأشهدان محمدا رسول الله, ربي إصرحلي صدري ويسرلي عمري وحلل عقدة من لساني يفقه قولي, اما بعد..
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, pencipta dan pemilik seluruh alam semesta beserta isinya, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para nabi dan manusia termulia sepanjang masa.
Allah berfirman dalam surat As Syuraa (42) ayat : 8
وَلوَْ شَآءَ اللهُ لَجَعَلَهُمْ أُمَّةً وَّاحِدَةً وَلَّكِنْ يُدْخِلُ مَنْ تََشّاءُ فيِ رَحْمَتِهِ , وَالظَالِمُوْنَ مَا لَهُمْ مِنْ وَلِيٍ وَلاَ نَصِيْرٍ .
“Dan sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia jadikan mereka satu umat, tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki ke dalam rahmat Nya. Dan orang orang yang zalim tidak ada bagi mereka pelindung dan penolong.”
Ketika kita berpuasa, melihat sekitar kita, bertanya-tanya, kenapa ya.. Allah SWT membiarkan manusia ada yang tidak menurut perintah Nya. Ada yang tidak mau puasa, ada yang malas-malasan sholat wajib, ada yang enggan mengeluarkan zakat, bahkan ada yang bermaksiat secara nyata, padahal KTP nya tercatat Agama Islam. Kalau agama di KTP nya bukan Islam, kita tidak bisa memaksa.
Disinilah peran Rohmah itu, Allah SWT memilih diantara manusia untuk dimasukkan (“Yudkhilu”) ke dalam golongan manusia yang mendapat kasih sayang Nya. Kalau Rahmat Allah sudah tertanam dalam diri seorang manusia, maka orang tersebut akan lebih rajin ibadah dan amal sholeh lainnya misalnya puasa, sholat, bayar zakat, membaca Al Qur’an, ikut pengajian dan hatinya senang kepada Islam serta kasih sayang kepada kaum muslimin yang lain. (“Ruhama u bainahum”).
Kenapa kita tidak boleh memaksa ?
Pada dasarnya, hidayah dan kebenaran itu dari Allah SWT, manusia diberi pilihan untuk pengin ber iman atau pengin kafir, kedua-duanya memiliki konsekwensi dan akibat sendiri-sendiri.
Silahkan pilih, pengin puasa atau makan-minum, pilih rajin sholat atau bolong-bolong, pilih bayar zakat atau eman-eman, pilih menurut atau ingkar, pilih iman atau kafir... monggo
Allah SWT berfirman dalam surat Al Kahfi (18) ayat 29 yang artinya
“ Dan katakanlah (Muhammad) “ Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir, sesungguhnya kami telah menyediakan neraka bagi orang yang zalim….”
Tugas mubaligh adalah tabligh (artinya menyampaikan), tugas pendakwah adalah dakwah (da’a, yad’u, da’watan) memanggil, mengajak, mengingatkan, menerangkan. Masalah mau iman apa kafir terserah manusia itu. Kita tidak boleh memaksa. Karena orang yang masuk Islam karena terpaksa hanya akan menjadi munafik, dhohirnya Islam tapi hatinya Ingkar.
Allah SWT berfirman dalam surat Yunus (10) ayat 99 yang berbunyi :
وَلَوْ شَآءَ َربُّكَ َلآمَنَ مَنْ فِي اْلاَرْضِ كُلُهُمْ جَمِيْعاً , أَفَأنْتَ تُكْرِهُ النَّاسََ حَتَّي َيكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ
“ Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (kehendaki) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman ?”
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ اِلاّ بِإِذْنِ الَلهِ , وَيَجْعَلَ الرِّجْسَ عَلَي اَلذِيْنَ لاَ يَعْقِلُوْنَ .
ayat 100 artinya “ Dan tidak seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab kepada orang yang tidak mempergunakan akalnya.”
Sekali lagi, tugas kita sebagai mubaligh adalah menyampaikan kebenaran Islam.
Masalah setelah mendengar ceramah kita lalu pendengar mjd beriman, pindah agama ke Islam atau yang sudah Islam menjadi rajin sholat wajib, mau puasa romadhon, mau zakat, dan Ibadah2 yang lain, itu atas izin Allah SWT.
Hidayah datangnya dari Allah SWt, kita tidak bisa memberi hidayah kepada manusia, “ Innaka laa tahdi man ahbabta, walakin Allaha yahdi man Yasyaa’ “
لا إكراه في الدين .. La ikraha fi ad Diin.Tidak ada paksaan dalam Islam. Kenapa ? karena
قد تبين الرشد من الغيّ Qod tabayana Ar Rusydu min Al Ghoyyi, sudah jelas beda antara petunjuk dan kesesatan.
LALU GIMANA ? apakah kita diam saja jika kita melihat kemungkaran ? TIDAK.
Agama Islam tetap harus di sebarkan, syariat Islam harus tetap diajarkan dan diamalkan, supaya Islam menjadi agama yang Rohmatan lil Alamin dan Agama yang Ya’lu wala Yu’la ‘alaih. Agama paling tinggi dan tidak ada yang diatasnya.
Rasulullah bersabda bahwa para pendakwah (da’i) yang menyeru kebaikan itu akan mendapat ganjaran pahala seperti pahala yang didapat oleh yang mengamalkannya, tidak dikurangi sedikitpun. Hadist Riwayat Muslim
"مَنْ دَعَا إِليَ هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلَ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنقُصُ مِنْ أُجُورِهم شَيئا .
Barang siapa mengajak kepada petunjuk, ia akan berhak mendapatkan pahala seperti pahal orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. (HR Muslim).
Akhir taushiyah saya, ada tips untuk para da’i, saya nukilkan pendapat Sahabat Nabi SAW yaitu Ali bin Abi Tholib “ Sesungguhnya hati manusia itu kadang menerima kadang menolak, maka apabila pas menerima ajarkan dia untuk melakukan nawafil ( ibadah2 sunah) dan apabila hati sedang menolak maka cukupkanlah dengan yang faraidh (amalan yang wajib-wajib )”.
Oleh karena itu, saya khotib mengajak, pumpung jamaah sekalian hatinya sedang menerima, mari kita tingkatkan amaliyah sunah kita, misalnya, sholat 2 rekaat bakda sholat wajib kecuali subuh dan asar, serta bacalah Al Qur’an sekuat tenaga, walaupun masih tertatih tatih, semoga amal ibadah kita selama romadhon ini, mampu menghindarkan kita dari siksa neraka dan bisa memasukkan kita ke dalam Surga Jannatun Na’iim. Amiin.
24 Agustus, 2009
CERAMAH TARAWEH 2009
“ARTI ROHMAH”
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, pencipta dan pemilik seluruh alam semesta beserta isinya, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para nabi dan manusia termulia sepanjang masa.
Allah berfirman dalam
فَبِمَا رَحْمَةٍ من الله لنت لهم ولو كنت فظاً غليظا القلب لانفضوا من حولك , فاعفو عنهم واستغفرلهم وشاورهم في الامر, فإذاعزمت فتوكل علي الله إن الله يُحِبُّ المتوكلين.
Maka berkat rahmat dari Allah, engkau (Muhamad) berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu, maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam sesuatu urusan (dunia). Maka apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakal lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang2 yg bertawakal.
Di dalam ayat diatas ada kata kunci yaitu Rohmah atau Rahmat, kata rohmah dari asal kata bahasa arab Rohima Yarhamu Rohmatan, dalam kamus bahasa arab Al Akbar hal 157 artinya menyayangi, mengasihi, kasih sayang. Dalam kamus ini rohima satu halaman dengan rohimma (kandungan) dan marhuumun (almarhum) serta ar rohiimun (Pengasih).
Dalam setiap pertemuan seorang muslim pasti menyapa saudaranya muslim lain dengan ucapan salam yg di dalamnya ada doa mohon agar mereka berdua mendapat rohmat dari Allah (asswrwb). Betapa indahnya sapaan kaum muslim dengan saling mendoakan. Seperti perintah Nabi SAW “Ufsus Salaam bainakum” sebarkanlah salam diantara kamu.
Ayat 159
Lemah lembut bukan berarti lemah, loyo, kalah, serba boleh, toleransi dan kompromi yang kebablasan, dan sifat negatif yang lain, bukan, lemah lembut adalah ajaran Nabi SAW ketika seorang yahudi yang suka melempar kotoran dan batu kepada Rasul SAW , ketika orang tadi jatuh sakit , dan Rasul SAW menengoknya. Sehingga yahudi tadi masuk Islam.
Lemah lembut dalam ayat tadi berhubungan dengan rahmat Allah SWT, yang bermakna kasih sayang.
Juga ada ungkapan “man la yarham laa yurham” barang siapa tidak menyayangi maka tidak akan disayangi.
Rasa kasih sayang ini pula yang membuat Nabi SAW berlama lama sujud dan mem- biarkan cucunya Hasan duduk di punggung ketika Nabi SAW sedang bersujud. (Rohmah lil aulad)
Rasa kasih sayang ini pula yang membuat Nabi SAW mempercepat sholatnya karena ada anak kecil menangis dan Beliau SAW tidak ingin Ibu anak tersebut sholat sambil gelisah.
Ini adalah Cerminan Imam sholat yang peduli terhadap kondisi makmumnya. Siapa tahu diantara makmumnya ada yang sudah tua dan sakit sehingga tidak kuat sholat berlama-lama. (rohmah lil mukminin)
Rasa kasih sayang ini pula yang membuat Nabi SAW ketika sedang berperang di jalan Allah, Beliau SAW memerintahkan untuk memberi ampunan bagi musuh yang masuk ke rumah ibadah mereka, tidak merusak bangunan, tidak mencabut tanaman, tidak membunuh wanita, anak anak dan orang yang sudah tua. (rohmah lil kuffar)
Ulasan Terakhir, dengan Rohmat Allah SWT inilah kita masuk ke dalam surga nanti, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari istri Nabi SAW, Aisyah RA, yang artinya
“Hamba Allah masuk ke dalam surga bukan karena amal ibadahnya, lalu Aisyah RA bertanya “ apakah termasuk Engkau ya Rasulullah ?” , Nabi SAW menjawab “Termasuk aku”.Nabi SAW melanjutkan “Sesungguhnya seorang hamba masuk surga karena Rahmat dari Allah SWT”. Au kama qoola rasulullah.