"Wahai
manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada Ku, aku mengampuni dosamu dan
tidak aku pedulikan lagi dosamu." (HR. At Tirmidzi, ia berkata: 'Hadits
hasan shahih')
"Berdoalah
kepada Ku, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang
menyornbongkan diri karena enggan beribadah kepada Ku, akan dimasukkan ke dalam
neraka jahannam dalam keadaan hina dina." (AI-Quran Surah Ghafir [40] : 60)
BERDOA DI WAKTU YANG TEPAT
( diambil dari Majalah AULIA No 11 Mei 2013 )
Di antara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta'ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu
tertentu yang dijanjikan oleh Allah Ta'ala bahwa waktu-waktu tersebut doa akan dikabulkan. diantara waktu waktu tersebut adalah :
1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Allah Ta'ala mencintai hamba Nya yang berdoa di malam yang terakhir. Allah Ta'ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya ,
"Ketika waktu sahur (akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan." (QS. Adz-ariyat [51] : 18)
Sepertiga malam
yang paling akhir adalah
waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rob kita Allah Subhanahu wa Ta'ala
turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba Nya yang berdoa ketika itu.
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Rabb
kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap
malamnya. Kemudian berfirman: 'Orang yang berdoa kepadaKu akan Aku kabulkan,
orang yang meminta sesuatu kepada Ku akan Ku berikan, orang yang meminta ampunan
dari Ku akan Ku ampuni`." (HR. Al-Bukhari no.1145, Muslim no. 758)
Namun perlu
dicatat, sifat 'turun' dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan
Allah Ta'ala turun sebagaimana manusia
turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda.Yang penting kita mengimani bahwa Allah Ta'ala turun ke langit dunia, karena yang berkata
demikian adalah Rasulullah Shaliallahu alayhi
wa salam diberi julukan Ash Shadiqul Mashduq
(orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu
mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.
Dari
hadits ini jelas bahwa sepertiga
rnalam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih
lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat
lagi, karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah
sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.
2. Ketika berbuka puasa
Waktu berbuka
puasa pun merupakan waktu yang penuh
keberkahan, karena di waktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah
puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahan
keinginan makan dan minum, sebagaimana hadits:
"Orang
yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan
kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb Nya kelak" (HR. Muslim, no.1151)
Keberkahan
lain di waktu berbuka puasa adalah
dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda
Rasulullah Shaliallahu olayhi wa sallam:
"Ada tiga
doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya
pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi" (HR. Tirmidzi
no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di
Shahih At Tirmidzi)
Oleh karena
itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja termasuk
kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang
dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa.
Sebagaimana hadits:
"Biasanya Rasulullah
Shallallahu alayhi wa sallam
ketika berbuka puasa membaca doa:
"Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil `uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah"
(Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah
basah, semoga pahala didapatkan. Insya' Allah)" (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan
oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)
Adapun doa yang tersebar di masyarakat
dengan lafazh berikut:
"Allahumma bika shumtu wa bika amantu wa alaa rizqika afthartu bi rahmatika yaa arhamar raahimiin" adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits.
Tidak terdapat di kitab hadits mana pun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa
ini sebagai hadits Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam.
Oleh karena itu, doa dengan
lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan Anda. Sama
kedudukannya seperti kita berdoa dengan
kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan
sebagai doa berbuka puasa.
Memang ada
hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut,
semisal:
"Biasanya
Rasulullah Shallallahu' alayhi wa sallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma
laka shumtu wa alaa rizqika
afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii'ul aliim". Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341): "1-ladits ini
gharib, dan sanadnya lemah sekali". Hadits ini juga di-dhaifkan oleh Al
Albani di Dhaif Al Jami (4350). Atau doa-doa yang lafazhnya semisal hadits ini
semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.
3. Ketika malam lailatul qadar
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya
AlQuran. Malam ini lebih utama dari 1000
bulan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:
"Malam
Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan." (Al-Quran Surah Al Qadr [97] :
3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak
ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu'minin Aisyah radhiyallahu 'anha: "Aku
bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah,
menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan. jika aku menemukan malam
Lailatul qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:
"Allahumma
innaka afuwwun tuhibbul afwa fa'fu anniy"
•Ya Allah,
sesungguhnya engkau Mahapengampun dan
menyukai sifat pemaaf maka ampunilah aku`."(HR.
Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: "Hasan
Shahih.")
Pada hadits
ini Ummul Mu'minin 'Aisyah radhiyallahu 'anha meminta diajarkan ucapan yang
sebaiknya diamalkan ketika malam lailatul qadar. Namun ternyata
Rasulullah Shailallahu alayhi wa sallam mengajarkan Iafazh doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafazh yang diajarkan
tersebut.
4. Ketika adzan berkumandang
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan
dengan lafazh yang
sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.
Rasulullah Shallallahu' alayhi wa sallam bersabda:
"Doa tidak tertolak pada dua waktu,
atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu, ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua
kubu saling menyerang." (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam
Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: "Hasan Shahih")
5. Di
antara adzan dan iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan
waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Sholallahu
alayhi wa sallam:
"Doa
di antara adzan dan iqamah tidak
tertolak." (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: "Hasan Shahih")
Dengan
demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah
berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan
mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alayhi wa sallam, amalan-amalan
tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah.
Padahal Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Ketahuilah,
kalian semua sedang bermunajat kepada Allah maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian
mengeraskan suara dalam membaca Al-Quran, atau beliau berkata, Dalam shalat'." (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430,
dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16)
Selain itu,
orang yang shalawatan atau membaca Al-Quran dengan suara keras di waktu jeda ini, telah
meninggalkan amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah ShaIlallahu alayhi wa sallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah
kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia
inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.
6. Ketika sedang sujud dalam sholat
Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Seorang
hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka
perbanyaklah berdoa ketika rtu" (FIR. Muslim, no. 482)
7. Ketika sebelum salam pada sholat wajib
Rasulullah
Shallallahu 'aIayhi wa sallam bersabda:
"Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan
doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: 'Di akhir malam dan diakhir shalat
wajib'." (HR. Tirmidzi,3499)
Ibnu Qayyim Al
Jauziyyah dalam Zaadul Ma'ad (1/305)
menjelaskan bahwa yang dimaksud akhir shalat
wajib' adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib.
Ahli fiqih masa kini,
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: "Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak?
Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah
Ta'ala berfirman: "Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah...." (Al-Quran Surah An
Nisaa' [4] : 103). Allah berfirman 'berdzikirlah', bukan 'berdoalah'. Maka
setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam." (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216)
Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum
Muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu
setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan,
kemudian justru meninggalkan waktu waktu mustajab yang disyariatkan. yaitu di antara adzan dan ketika adzan,
ketika sujud dan sebelum salam.
Rasulullah Shallaliahu alayhi wasallam bersabda: "Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam menyebutkan tentang
hari Jum'at kemudian beliau bersabda:
"Di
dalamnya terdapat waktu. Jika seorang
Muslim berdoa ketika itu, pasti
diberikan apa yang ia minta'. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya
tentang sebentamya waktu tersebut" (HR.
Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)
Ibnu Hajar Al
Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42
pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat empat
pendapat yang kuat.
Pendapat pertama, yaitu waktu
sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum'at, berdasarkan hadits:
"Waktu
tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum'at selesai." (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al
Asy'ari radhiyallahu 'anhu)
Pendapat ini dipilih oleh Imam
An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi
dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah Ashar sampai terbenamnya rnatahari. Berdasarkan
hadits: -Dalam 12 jam hari
Jum'at ada satu waktu,
jika seorang meminta sesuatu kepada Allah 'Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan, Carilah waktu itu disetelah Ashar." (HR. Abu Daud 1048
dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu.disahihkan
Al Albani di Shahih Daud) Pendapat
ini dipilih oleh dan Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Pendapat ini yang lebihmasyhur di kalangan para ulama.
Pendapat ketiga, yaitu setelah Ashar, namun di akhir-akhir hari jumn'at. Pendapat ini didasari oleh
riwayat dari AbiIshaq bin Rahawaih, Ibnul Zamlakani menguatkan
pendapat ini.
Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu
menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu Barr berkata: "Dianjurkan untuk
bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan." Dengan
demikian seseorang akan lebih memperbanyak
doanya di hari Jum'at dan tidak pada beberapa waktu tertentu saja.
Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu 'Abdil Barr.
Hujan adalah nikmat Allah Ta'ala. Oleh karena
itu, tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel
dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta'ala. Oleh karena itu, daripada
tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa
memohon apa yang diinginkan kepada Allah
Ta'ala:
"Doa tidak tertolak
pada dua waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun." (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami',
3078)
10. Hari Rabu antara Zhuhur dan Ashar
Shunah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum Muslimin, yaitu
dikabulkannya doa di antara shalat Zhuhur dan
Ashar di hari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu: "Nabi Shallallahu alayhi wa sallam berdoa di Masjid Al Fath tiga kali, yaitu hari
Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu doanya dikabulkan, yaitu di antara dua
shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau.
Berkata Jabir: `Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada
saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa, dan saya mendapati
dikabulkannya doa saya`."
"Pada
hari Rabulah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar." (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam
Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: "Semua perawinya tsiqah", juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)
11. Ketika para jama'ah haji wukuf di Arafah
Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama'ah haji maupun bagi selurah kaum Muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab, Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah." (HR. At Tirmidzi, 3585. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
12. Ketika perang berkecamuk
Salah satu keutamaan pergi ke
medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang
berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta'aia. Dalilnya adalah
hadits yang sudah disebutkan sebelumnya:
"Doa
tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya.
Yaitu, ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu
saling menyerang." (HR. Abu Daud,
2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam
Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: "Hasan Shahih")
13. Ketika
meminum air zam zam
Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Khasiat
air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya." (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani
dalam Shahih Ibnu Majah, 2502)
Demikian
uraian mengenai waktu waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan
Allah Ta'ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita. Aamiin Ya Mujiibas Sa'iliin
Di Copas oleh Nurdin Urbayani untuk nurdinurbayani.com