26 Maret, 2017

SEJARAH PONDOK PESANTREN AL MUJAHIDIN SURAKARTA

Sejarah Pondok Mujahidin Solo
Tahun 1990 bulan juli ada rapat masyarakat muslim banyuanyar solo yang intinya ingin mendirikan sekolahan Islam, karena tanah disamping SMP 23 akan dibuat gereja.
Dalam rapat tersebut muncul gagasan untuk membuat sebuah pondok pesantren, tetapi diantara masyarakat belum ada yang berpengalaman tentang pendirian pesantren.
Salah satu peserta rapat ada Bp. H. Soeparno ZA, yang duduk di posisi wakil ketua yayasan pendidikan Islam Al Mujahidin Banyuanyar, dia mengusulkan untuk kerja sama dengan pesantren yang sudah ada, diusulkan untuk kerjasama dengan pesantren Al Mukmin Ngruki. dan sepakat pesantren yang didirikan nanti diberi nama PondokPesantren Al Mujahidin.
Masyarakat setuju dan menunjuk Bp. H. Soeparno ZA untuk menjadi ketua panitia pendirian pondok pesantren dengan anggota tokoh tokoh muslim kampung Banyuanyar antara lain : Bp. H. Abdani Ch, H.M.Iskak BA, H. Mahmud, BA, H. Supangat, BA, H. Showam BA dan beberapa yang lain.
Kemudian langkah selanjutnya adalah mencari dana untuk pendirian lokal pesantren, diadakan acara pengajian akbar dan pencarian dana, antara lain mubaligh terkenal, Zainudin MZ, Alifudin El Islamy (china muslim), Ginanjar (da’i cilik jabar) dan lain lain.
Terkumpul dana kemudian mulailah membangun empat lokal, satu untuk rumah kepala pondok, satu untuk kantor, satu untuk kelas, dan satu untuk asrama.
Kepala Pondok pertama yang ditunjuk oleh peserta rapat adalah salah satu pemuda kampung lulusan Madrasah Aliyah Al Mukmin Ngruki yang (tahun 1990) masih kuliah di IAIN dan UGM Yogya, yaitu Nurdin Urbayani.
Murid pertama diterima tahun 1992 terdapat 27 santri dari berbagai propinsi di Indonesia, limpahan pendaftar dari Ngruki.